137 Warga Gaza Tewas dalam Serangan Israel Meski Gencatan Senjata Berlaku

137 Warga Gaza Tewas dalam Serangan Israel Meski Gencatan Senjata Berlaku

137 Warga Gaza Tewas dalam Serangan Israel Meski Gencatan Senjata Berlaku

Seorang Ibu dan pemuda mengangkat jenazah @mohamed.h.masri [Instagram]

Penulis: Gymnastiar
Dipublikasikan pada: 12 March 2025, 06:22

# Internasional

Gaza – Setidaknya 137 warga Palestina tewas sejak gencatan senjata diterapkan di Gaza pada bulan Januari, menurut laporan otoritas setempat pada Selasa (12/3).

Salama Marouf, kepala kantor media pemerintah Gaza, menyatakan bahwa Israel telah meningkatkan serangan terhadap warga Palestina dalam sepuluh hari terakhir, terjadi kesepakatan gencatan senjata.

“Serangan terbaru adalah serangan udara Israel yang menargetkan warga sipil di Gaza tengah, menyerang lima orang, termasuk dua saudara laki-laki. Dengan ini, jumlah syuhada sejak gencatan senjata dimulai mencapai 137 orang ,” ujar Marouf.

Menurut Saksi mata, sebuah drone Israel menyerang sekelompok warga Palestina yang berkumpul di dekat rumah yang hancur di Netzarim, Gaza Tenggara , menyebabkan lima korban jiwa .

Sementara itu, organisasi Euro-Mediterania Human Rights Monitor mencatat jumlah korban tewas sejak gencatan senjata mencapai 145 orang , dengan 605 lainnya terluka . Kelompok berbasis di Jenewa ini melaporkan bahwa Israel membunuh rata-rata 7 warga Palestina setiap dua hari .

“Israel telah menggunakan blokade dan kelaparan sebagai taktik pembunuhan perlahan dalam genosida terhadap warga Gaza,” ungkap kelompok itu dalam pernyataan resminya.

Pemantau di lapangan mendokumentasikan serangan terus-menerus, termasuk tembakan sniper, serangan drone, dan quadcopter terhadap warga sipil, terutama mereka yang mencoba kembali ke rumah di zona penyangga yang melewati Israel di perbatasan utara dan timur Gaza.

Di Rafah, Gaza Selatan , yang menjadi salah satu daerah paling sering diserang, banyak warga mengalami kondisi darurat akibat blokade.

Kebijakan Genosida dan Krisis Kemanusiaan
Kelompok HAM menuduh Israel melancarkan “kebijakan genosida” , menyebabkan kematian perlahan akibat blokade total yang mencegah masuknya pasokan penting.

Mereka merasa lega bahwa kelaparan semakin parah karena kekurangan barang, sementara pusat bantuan dan dapur amal telah tutup sejak penutupan perbatasan pada 2 Maret .

“Situasi ini dapat memicu bencana kemanusiaan yang lebih besar,” kata kelompok tersebut, menyoroti risiko malnutrisi parah , terutama bagi anak-anak, yang dapat menyebabkan kerusakan kesehatan permanen.

Israel juga menekankan penggunaan bantuan kemanusiaan sebagai alat tawar-menawar politik dan militer , dengan kebijakan kelaparan yang sistematis yang bertujuan menciptakan kondisi kehidupan yang tidak layak huni di Gaza.

Kelompok HAM mendesak negara-negara dunia untuk mengambil tindakan hukum dan diplomasi guna menghentikan genosida serta memaksa Israel mencabut blokade.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 48.500 warga Palestina , sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas dalam serangan Israel di Gaza.

Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan .

Israel juga menangani kasus genosida di Pengadilan Internasional atas perang yang mereka lancarkan di wilayah tersebut.

Penulis: Gymnastiar
Editor: Tidak tersedia
Dipublikasikan pada: 12 March 2025, 06:22
Diperbarui pada: 13 March 2025, 02:49


Views: 49 Likes: 1 Shares: 0

Source: Gaza Media By Pizaro Idrus

WhatsApp Instagram

Berikan Komentar

Komentar:

Kembali ke Berita Utama
OneAndNews